Kamis, 16 Agustus 2012

Balapan Liar Dan Dampak Yang diakibatkan


PENDAHULUAN
Dunia remaja kini makin kompleks. Banyak persoalan dan tantangan yang makin sulit dihadapi. Tuntutan ke depan dalam mencari lahan pekerjaan yang makin sulit membuat remaja harus mempersiapkan diri untuk hal tersebut. Di tambah lagi lingkungan yang kadang kurang mendukung seperti keluarga dan teman sepermainan. Akibatnya tak jarang remaja yang dihinggapi stress dan frustasi. Hal tersebut membuat para remaja mencari pelarian untuk mengurangi rasa frustasi tersebut. Sayangnya kebanyakan remaja terjerumus dalam hal-hal negatif seperti narkoba, judi, miras hingga seks bebas. Hal yang penulis cermati di sini adalah balapan liar sebagai kegiatan lain remaja untuk mengisi waktu atau bahkan sebagai pelarian dari masalah yang sedang di hadapi. kehidupan jalanan dalam hal ini balapan liar merupakan hal yang paling mudah untuk bahan pelarian para remaja yang sedang stress atau mengalami tekanan mental. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengobservasi dan mencari keterkaitan antara balapan liar dengan kesehatan mental remaja melalui metode wawancara dan observasi
<!--more-->
PEMBAHASAN
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, Khususnya pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi diri mereka. Misalnya perlakuan sebagai “anak kecil” atau perlakuan secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah di bandingkan dengan hal-hal lain. Adapun meningginya emosi terutama karena remaja berada dalam tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Percakapan dengan teman-teman merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang terjadi. Karena banyaknya masalah yang membelit remaja, membuat sebagian dari mereka terjun ke dunia balap motor, terutama balap liar. Berawal dari hanya sekedar menonton, rasa penasaran, akhirnya mencoba ikut serta dalam balapan liar yang juga di perkuat oleh dorongan dari teman. Tetapi sebagian dari mereka hanya merasakan kenikmatannya saja tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi. Selain itu kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mengendarai motor dengan kecepatan tinggi akan menambah tingkat konsentrasi dan penyesuaian diri.
Dari wawancara penulis dengan narasumber bernama Rinaldias Dimastaputra atau yang biasa di panggil dias, subjek memilih balapan liar yaitu untuk pengalihan emosi atau pengalihan ketegangan atas apa yang ia terima. Walaupun dunia balap liar rentan dengan Sexs bebas, miras, bahkan narkoba, tetapi subjek berpandangan bahwa semua itu kembali ke diri masing-masing bagaimana mereka menyikapinya. Subjek tertarik atas kegiatan ini karena hari, waktu dan tempat kegiatan sangat unik. Kegiatan ini dilakukan di malam hari, di mulai dari jam 12 sampai selesai, pada malam sabtu atau malam minggu dan tempatnya di daerah jalan baru ataupun kalimalang (ruko kalimas) Bekasi. Dan ada hal yang lebih unik lagi ketika polisi datang, mereka pada kabur bagaikan buronan, saling kejar-kejaran, bahkan bersembunyi di tempat gelap untuk cari aman. Dengan kegiatan ini mencari banyak teman bukan hal yang mustahil karena sesama pecinta balap di daerah bekasi berkumpul disana untuk mengadu kecepatan motor, dan tak jarang juga mereka bertaruh demi menaikan pamor untuk diri dia dan juga nama bengkel. Sebagian dari mereka bertanggung jawab dan menerima konsekuensinya atas hasil yang diperoleh setelah balapan.
Penulis juga mewawancarai mekanik motor balap atau racing yang bernama Muhammad rivai atau yang biasa akrab dipanggil mas pai dan menghasikan konsep awal pengerjaan motor balap atau racing yaitu di mulai dari menghaluskan lubang keluar pembakaran mesin dan lubang masuk pembakaran mesin, ganti setang seher atau piston beserta ringnya, jika diameter seher yang di pakai melebihi besarnya boringan, maka boringan juga ikut diganti, ganti karburator untuk menopang tenaga yang besar dari mesin, penggantian klep dan rantai keteng, untuk melakukan hal lebih ekstrim, biasanya motor dinaikan stuknya dan mengganti blok head dengan motor yang ccnya lebih besar. Setelah komponen mesin sudah di rubah maka untuk kategori kebutuhan ke duanya adalah mengganti CDI, koil, pelek, dll. Untuk mengetahui hasil dari kecepatan motor, motor tersebut akan di setting di trek atau di jalanan, dan apabila motor hasil korekannya menang dalam balapan maka sang mekanik memperoleh kepuasan tersendiri dari hasil jerih payah usahanya. Begitu pula sebaliknya, jika motor hasil rombakkanya kalah, sang mekanik menerima kekecewaan untuk dipakainya sehingga sebagai pelajaran untuk dikemudian hari.
Walaupun kegiatan ini ada yang tidak suka dan mempunyai sisi negatif seperti, sexs bebas, miras, narkoba, atau bahkan menggangu pengguna kendaraan yang lain, tapi sisi positifnya yaitu mencegah seseorang mengalami penyakit mental, dan mempunyai kesehatan mental yang baik.
tanda-tanda Mental Sehat akan di bahas oleh penulis sebagai berikut:
Dari Word Health Organization (WHO) .Bagian Jiwa. telah menetapkan
ciri-ciri Mental Health seseorang. Adapun ciri-ciri mental sehat tersebut
adalah:
a) Adjustment (Penyesuaian diri).
b) Integrated Personality (Kepribadian utuh/kokoh).
c) Free of the Senses of Frustration, Confict, Anxiety, and Depression (Bebas dari rasa gagal, pertentangan batin, kecemasan dan tekanan).
d) Normatif, semua sikap dan tingkah laku yang dilahirkannya tidak ada yang lolos dari jaringan Niai/Adat/Agama/Peraturan/UU.
e) Responsibility (Bertanggung Jawab).
f) Maturity (Kematangan), terdapatnya kematangan dalam melakukan suatu sikap dan tingkah laku-tingkah laku itu dijalankan penuh pertimbangan.
g) Otonomi (Berdiri Sendiri), selalu bersifat mandiri atas segala tugastugas atau kewajiban yang menjadi bebannya, tanpa suka memikul bebannya kepada orang lain dalam kondisi yang tidak terpaksa.
h) Well Decision Making (Pengambil Keputusan yang Baik)
Didalam bukunya Dadang Hawari, kriteria jiwa atau mental
yang sehat adalah:

a) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
b) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
c) Merasa lebih puas memberi daripada menerima
d) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
e) Berhubungan dengan orang secara tolong-menolong dan saling memuaskan
f) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sehingga sebagai pelajaran untuk dikemudian hari
g) Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
h) Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
Didalam bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, tanda-tanda kesehatan mental adalah :adanya perasaan cinta. Cinta dianggap sebagai tanda kesehatan mental sebab cinta menunjukkan diri positif. Cinta mendorong individu untuk hidup berdamai, rukun, saling kasih-mengasih, dan menjauhkan dari kebencian, dendam, permusuhan, dan pertikaian. Jika dilihat dari pendapat para ahli yang dijelaskan di atas, nampak saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Tetapi penulis memilih pendapat dari Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir karena dengan adanya rasa cinta di antara manusia, maka akan timbul rasa saling menyayangi, perdamaian, saling menghormati sesama manusia. Sehingga tidak ada rasa dendam ataupun iri hati yang bisa menyebabkan seseorang tertekan perasaannya karena di benci oleh orang lain.
Sedangkan Penyakit-penyakit Mental dan Faktor-faktor Penyebabnya akan penulis bahas sebagai berikut:
menurut Zakiah Daradjat, keabnormalan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu: gangguan jiwa (neurose) dan sakit jiwa (psychose). Namun ada
perbedaan antara neurose dan psychose. Orang yang terkena neurose, masih
bisa mengetahui dan merasakan kesukaran, sebaliknya yang kena psychose
tidak.
Macam-macam neurosis di antaranya adalah:
a) Neurasthenia
b) Histeria
c) Psychastenia
Secara singkat macam-macam neurose tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Neurasthenia
Penyakit Neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserang
akan merasa antara lain: Seluruh badan letih, tidak bersemangat, lekas
merasa payah, walupun sedikit tenaga yang dikelaurkan.
Para ahli menyebutkan penyebab penyakit ini antara lain: karena
terlalu sering melakukan onani (masturbasi), terlalu lama menekan
perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terlalu banyak mengalami
kegagalan hidup.
b) Histeria
Histeria terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi
kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan
pertentangan batin
Macam-macam Histeria:
1) Lumpuh Histeria: kelumpuhan salah satu anggota fisik. Penyebab hysteria ini adalah adanya tekanan pertentangan batin yang tidak dapat diatasi.
2) Cramp Histeria: Cramp yang terjadi pada sebagian anggota fisik.
Penyebab dari hysteria ini adanya tekanan perasaan, kegelisahan,
kecemasan yang dirasakan akibat kebosanan menghadapi
pekerjaan-pekerjaannya.
3) Kejang Histeria: yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras disertai dengan teriakanteriakan dan keluhan-keluhan tetapi air mata tidak keluar. Penyebabnya adalah emosi sangat tertekan, seperti tersinggung, sedih, dan rasa penyesalan.
c) Psychastenia
Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat paksaan,
yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan
integrasi yang normal.
Gejala-gejala penyakit ini adalah:
a. Phobia yaitu rasa takut yang tidak masuk akal. Kadang-kadang rasa takut yang tidak masuk akal itu menyebabkan tertawaan orang sehingga ia makin merasa cemas.
b. Obsesi yaitu gejala gangguan jiwa, di mana si sakit dikuasai oleh pikiran yang tidak bisa dihindari.
c. Kompulsi yaitu gangguan jiwa, yang menyebabkan melakukan sesuatu, baik masuk akal ataupun tindakan itu tidak dilakukannya, maka si penderita akan merasa gelisah dan cemas. Kegelisahan atau kecemasan itu baru hilang apabila tindakan itu dilakukan.
Sedangkan macam-macam Psychose antara lain:
a. Schizophrenia
b. Paranoia
c. Manicdepressive.
Secara singkat macam-macam psychose tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Schizophrenia
adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan
penyakit jiwa lainnya, penyakit ini menyebabkan kemunduran
kepribadian pada umumnya, yang biasanya mulai tampak pada masa
puber. Gejala-gejala Skizoprenia yang penting antara lain:
1. Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi disekitarnya.
2. Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan
3. Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan
4. Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran atau juga pembicaraannya tidak jelas ujung pangkalnya
5. Halusinasi pendengaran, penglihatan atau penciuman, di mana si penderita seolah-olah mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
6. Si sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau masyarakat
7. Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat, tidak mau bertemu orang lain.
b. Paranoia
adalah penyakit .gila kebesaran., atau .gila menuduh orang..
Penyakit ini tidak banyak terjadi, kadang-kadang hanya satu atau dua
orang saja yang terdapat menjadi penghuni dari salah satu rumah sakit
jiwa. Biasanya penyakit ini mulai menyerang orang sekitar umur 40
tahun. Di antara ciri-ciri khas penyakit ini adalah delusi, yaitu satu
pikiran salah yang menguasai orang yang diserangnya.
c. Manicdepressive
Penyakit ini dinamak juga .gila kumat-kumatan. di mana penderita
mengalami rasa besar/gembira yang kemudian berubah menjadi
sedih/tertekan.
Menurut Zakiah Daradjat, gangguan kesehatan mental dapat
mempengaruhi:

a) Perasaan; misalnya cemas, takut, iri-dengki, sedih tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan (frustasi), pesimis, putus asa dan apatis.
b) Pikiran; kemampuan berpikir kurang, sukar memusatkan perhatian, mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.
c) Kelakuan; nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti badan orang atau dirinya dan berbagai kelakuan menyimpang lainnya.
d) Kesehatan tubuh; penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada jasmani. Dari penjelasan di atas penulis memberi kesimpulan bahwa semua penyakit jiwa dan gangguan jiwa disebabkan karena perasaan tertekanan yang tidak bisa dihindari oleh si penderita, sehingga perasaan itu terus menerus ia simpan yang akhirnya menyebabkan si penderita pesimis dan hilang akal untuk mengontrol dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar